Kamis, 16 Juni 2016

Menulislah dengan Hati dan Nikmati Prosesnya


Saya mencintai dunia kepenulisan berkat jasa Mamak.  Mengapa demikian?

Beliau berujar, 

“Dengan membaca dan disusul  menulis, kamu bisa mengenal dunia serta segala isinya.” 




Sejak itu, saya mulai menulis dengan sesuka hati hampir  tidak memedulikan EYD, karena saat itu saya belum mengenal kiat tersebut.  Sehabis pulang dari bangku sekolah, saya asyik membaca majalah sastra seperti majalah Horison yang terjejer di perpustakan mini milik Bapak. Sejatinya, saya tidak mengerti maksud dari tulisan tersebut. Hanya saja, saya gemar membaca genre tulisan berupa sastra khususnya puisi.

Namun dikarenakan  media dan teknologi yang tidak memadai, mempersulit saya untuk menambah wawasan perihal menulis. Hingga akhirnya saya menemukan tentor menulis di bangku SMA dan segala kemudahan muncul ketika bertemu dengan penyair nasional dan lokal di Taman Budaya Sumatera Utara. Ya, banyak ilmu yang saya ‘curi’ dari mereka. Di masa itu, tulisan saya sudah mulai tersebar di media online dan sudah mulai menulis blog. 

Organisasi dan Komunitas yang Pernah diikuti 

 

Beranjak menuju perkuliahan, saya tergabung dalam beberapa organisasi ekstra dan intra kampus, yaitu Pers Mahasiswa Kreatif Unimed, HMJ Basastrasia, Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII), dan Komunitas Pecinta Sastra Indonesia (KOMPENSASI). Menjadi wartawan kampus, tentu memiliki banyak kesibukan dan kejutan manis di akhirnya. Misalnya, setelah menyelesaikan liputan pada acara tertentu di kampus, dengan segera saya harus menulis berita yang nantinya dimuat di kreatifonline.com dan majalah Kreatif. 

Salah satu narasumber saat itu yaitu, Marzuki Ali selaku Ketua DPR-RI. Suatu kebanggaan tersendiri, meski hanya bermodal tanda pengenal dan almamater. Organisasi dan Komunitas lain yang saya ikuti juga banyak berperan membentuk karakter yang positif serta memiliki manfaat dengan porsinya masing-masing.




Lalu, bagaimana Anda bangkit? 

 
Selama kurang lebih lima tahun terhitung sejak 2012 memiliki akun blog, saya sempat vakum dan akhirnya mulai menetas kembali karena bergabung dengan KOPI dan menjadi anggota baru yang masih ‘bau kencur’. Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) obat ampuh yang menyadarkan betapa lalainya saya tidak memanfaatkan blog yang seharusnya sudah  terisi dengan berbagai pengetahuan sehingga nantinya dapat dibaca dari seluruh kalangan usia, ras, agama dan negara.  Namun tidak ada kata terlambat, bukan? 




Apa itu KOPI?

 

KOPI, seperti namanya wadah ini juga memiliki keunikan dan sejarah. KOPI hangat dengan  salam 3Snya yaitu senyum, sapa, dan sinergi. Berdiri sejak 26 November 2015, digagas oleh Ir. Fachrul Muchsen, Aida M.A., Ketua ASITA, H. Asnawi Bahar, SE. M. Si., Dr. H.M. Iqbal Alamsjah, M.A., selaku kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata, serta Presiden Director/CEO El Jhon Indonesia, Jhonie Sugiarto. Adapun hasil deklarasi disahkannya KOPI memiliki beberapa poin penting, antara lain:

Kami, Jurnalis dan Blogger di bawah naungan AJOIN (Aliansi Jurnalis Online Indonesia) dan KABARINDO UTAMA tanpa syarat dan ikatan apapun berkoalisi untuk:
1. Peduli Merah Putih dengan turut serta berperan aktif menginformasikan dunia pariwisata, perfilman, budaya, musik, fashion, dan kuliner Indonesia yang berbasis good news.
2. Mengedepankan informasi positif Pesona Indonesia untuk dunia.
3. Berupaya jadi saksi pertama kreatifitas anak negeri dan akan mengapresiasinya dalam bentuk tulisan persembahan untuk bangsa dan dunia.




Hadirnya KOPI membuat saya semakin tergugah untuk menulis di blog, dan bonus lainnya yaitu saya dapat mengikuti berbagai kegiatan seperti nonton bareng, hingga meet and greet dengan para pemain film yang dilakukan secara bersama dengan anggota KOPI Medan yang lain.




Pesan Cinta 


"Bagi seluruh penulis yang bermukim di semesta, menulislah dengan hati tanpa ada beban sama sekali, serta nikmati setiap proses yang dilalui. Tak lupa, cintai kegemaran dan bagi lewat tulisan bersama KOPI. Jangan lupa salam 3Snya ya!"