Jumat, 09 September 2016

Kemeriahan Meet And Greet Film 8 Hari Menaklukan Cowo


Meet And Greet Film 8 Hari Menaklukan Cowo di SMK Tritech Medan, hari Kamis tanggal 8 Agustus 2016 lantas membuat saya kagum sekaligus kaget dengan kemeriahan dan berbagai pertunjukkan yang disuguhkan pada acara tersebut.

Acara yang dihadiri sekitar 800 peserta terdiri dari siswa, guru dan para undangan termasuk Kopiers Medan menghadirkan tiga pemain seperti Fita Anggraini, Regina Rengganis, Angeliva Simperler. Tentu dong ya, siswa cowonya kelepek-kelepek lihat artis cewenya.

Tiga pemain Film 8 Hari Menaklukan Cowo. Berani nolak kalau yang begini?


Kemeriahan Meet And Greet bersama Siswa SMK Tritech Medan



Angeliva Simperler beradu akting dengan siswa SMK Tritech Medan

Ditambah lagi para pemain harus beradu akting dengan siswa dan guru dari SMK tersebut. Udah tau lah ya gimana hebohnya. Sampai saya jadi pingin jadi artis yang direbutin banyak fans wkwk

Para pemain juga menyaksikan penampilan kabaret dari siswa SMK Tritech Medan yang membuat suasana meet and greet semakin ramai dengan tawa yang berserakan di mana-mana.


Percaya Gak Sih 8 Hari Bisa Naklukin Cowo?

Nah, ini dia keunikan dan kehebatan film 8 Hari Menaklukan Cowo yang akan tayang pada tanggal 22 Septembr 2016 mendatang. Kamu bisa cari tau cara naklukin cowo dengan waktu yang sesingkat itu. Kecekan!

Film yang bercerita tentang kehidupan anak SMA ini disutradarai Boy Rano. Sepasang remaja Gilang (Rangga Azof) dan Reta (Angelica Simperler). Gilang merupakan idola baru di sekolah mereka. Anehnya Reta menganggap Gilang sama sekali tak menarik. Hal ini membuat Firza (Fita Anggraini) menyukai Gilang. Nah, kelanjutannya penasarankan?


Monggo ditonton bareng temen, pacar, gebetan, temen tapi deket, apalagi ya bareng gurunya masing-masing juga boleh haha. 22 September film 8 Hari Menaklukan Cowo siap diserbu!
#hati-hatibaper.


Kopiers Medan foto bareng dengan Fita Anggraini
Pasukan Kopiers Medan Berfoto Usai Meet And Greet


Tunggu Filmnya 22 September 2016 mendatang











Kamis, 28 Juli 2016

Kali Kedua; Nobar Film Untuk Angeline

HERMES XXI - Ada yang berbeda pada acara nobar Kopiers Medan kali ini (Kamis, 28 Juli 2016). Para pemain seperti Papa John atau Hans De Kraker, Iqbal Perdana dan Kak Seto ikut serta meramaikan jalannya acara nobar. Sebelumnya para pemain Untuk Angeline sudah menunaikan Meet and Great bersama para pentonton di bioskop yang berbeda.

Seto Mulyadi atau lebih dikenal dengan sapaan Kak Seto sudah lama menjadi, psikologi anak, sahabat serta pendidik anak-anak bangsa. Ia sangat mendukung dengan terselenggaranya film Untuk Angeline terbukti dengan kehadirannya pada acara nobar di Hermes XXI, Medan. 
"Film ini didedikasikan untuk memperingati Angeline, seorang anak yang mendapatkan kekerasan oleh orangtua angkatnya. Dengan hadirnya tayangan seperti ini, semoga tidak ada lagi Angeline-Angeline berikutnya yang mengalami nasib yang sama," paparnya.


Kak Seto bersama Kopiers Medan, Mantap!

Selain sering menangani kasus kekerasan terhadap anak, kak Seto juga memiliki jabatan sebagai Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia LPAI (D/h Komnas Anak) dan Senior Advisor dari Koalisi Anak Madani Indonesia (KAMI) yang diketuai oleh kak Al. 

Selain itu, Hans De Kraker, seorang bule yang memiliki nama lengkap Abdul Rahmann Hans De Kraker juga antusias untuk memberikan semangat penuh pada film Untuk Angeline ini. "Jangan biarkan ada kasus kekerasan terhadap anak lagi" ungkapnya. Ia juga mengajak Kopiers Medan untuk foto bareng dengan gerakan anti kekerasan.

Stop Kekerasan Pada Anak!



Kali kedua nonton bareng (nobar) Untuk Angeline masih dengan rasa geram yang sama. Para pemain piawai memaikan perannya. Keseruan nobar Kopiers Medan pun tampak saat para pemain dan Kak Seto tergabung di dalamnya untuk menyaksikan bersama.

Foto dengan Kakak-kakak Kopiers Medan
 
ya, Seto pernah jatuh saat bermain sampai kening kirinya sobek. Untuk menutupi bekas jahitan, potongan rambutnya dibuat ala The Beatles. Sampai dewasa, ketika sudah menjadi Ketua Komi

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak
Copyright © tokohindonesia.c
eto Mulyadi yang kemudian dikenal sebagai Kak Seto menikmati masa kecil yang bahagia bersama keluarga. Posisi ayahnya, Mulyadi yang menjabat sebagai Lihat Daftar Direktur
Direktur perkebunan negara di Klaten bisa membuat keluarganya hidup berkecukupan. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 28 Agustus 1951

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak
Copyright © tokohindonesia.com
eto Mulyadi yang kemudian dikenal sebagai Kak Seto menikmati masa kecil yang bahagia bersama keluarga. Posisi ayahnya, Mulyadi yang menjabat sebagai Lihat Daftar Direktur
Direktur perkebunan negara di Klaten bisa membuat keluarganya hidup berkecukupan. Pria kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 28 Agustus 1951

Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/286-direktori/2301-sahabat-anak-anak
Copyright © tokohindonesia.com

Kamis, 21 Juli 2016

Film 'Untuk Angeline' Sarat Pesan Moral





Seluruh wanita dan Ibu di dunia tentunya tidak akan tega membiarkan anak kandungnya sendiri terluka apalagi karena perbuatan tangannya sendiri. Begitupun setiap anak, mereka juga berhak memeroleh kasih sayang dari ibunya.



Hermes XXI Medan- Film yang bergenre drama biografi ini berhasil menarik perhatian penonton dengan kisah nyata yang dahulunya pernah dialami oleh Angeline, bayi yang dilahirkan Samidah. Film 'Untuk Angeline' sarat pesan moral jika ditonton bukan hanya dengan mata melainkan mata hati. 

Pembuka dalam film tersebut disuguhkan dengan kombinasi alur maju mundur dan dua latar yang berbeda. Tampak pembuatan film ini benar-benar dilalui dengan proses yang tak mudah. Penonton dapat menyaksikan adegan seseorang melahirkan dan jalannya suatu persidangan secara bersamaan. 


Anak Bukan Untuk Dijual


Tidak selamanya harta yang berlimpah akan menggantikan posisi memiliki seorang anak. John, tokoh lelaki yang menikahi seorang Janda beranak satu (Terry), tidak dapat memeroleh anak lagi dari istrinya membuat John sedih dan memutuskan untuk adopsi anak. Terry demi menyenangkan hati suaminya mengadopsi dengan ilegal (dijual) anak dari Samidah. Keluarga miskin yang tidak mampu menembus biaya persalinan di rumah sakit. 

Niat menyerahkan bayi ke keluarga John bukanlah keinginan Samidah, suaminya yang memegang andil dalam penjualan bayi tersebut dikarenakan terlalu sayang untuk menjual kereta. Sebelum membawa bayinya Samidah, John menghadiahkan nama 'Angeline'. Namun sungguh  malang nasibnya Angeline, baru terhitung beberapa hari sudah berpindah ke lain tangan.

Boneka Luna, Istana Gulali dan Bola-bola Lucu


Ritual setiap malam yang dilaksanakan oleh John (ayah angkat Angeline) adalah membacakan dongeng. John tampak sebagai sosok ayah yang tulus merawat Angeline. Ditemani dengan boneka Luna milik Angeline, ia menyimak dongeng istana gulali dan bola-bola lucu yang diceritakan ayah angkatnya. Adegan manis antara anak dan ayah kental di sini, John mengabadikan foto-foto Angeline ketika berlibur di pantai serta bermain dengan girang di halaman rumah mereka. 



 John meninggal dan Suasana Rumah Berubah Drastis


Sebelum kepergian John, Tery merasa suaminya tidak adil dengan pola asuh yang diberikan pada Kevin (anak Terry)  dan Angeline. Terjadi berulang kali pertikaian adu mulut di dalam rumah mereka di samping itu Mbok Iluh (asisten rumah tangga) dan Angeline yang berada di teras rumah menyaksikan hujan turun. Ia menerangkan pada Angeline bahwa hujan tersebut ialah 'hujan orang meninggal', tak lama kemudian John terserang penyakit jantung dan meninggal. Angeline sangat terpukul di sana menyaksikan ayahnya sudah tiada. 

Kasih sayang berubah menjadi kekerasan. Angeline dibesarkan dengan asuhan Tery yang kejam. Ia tidak pernah merawat anak tersebut, namun Mbok Iluh dan tukang kebun tetap memperlakukan Angeline dengan baik. Beberapa adegan kekerasan Tery pada Angeline tampak di film tersebut. 

Isak tangis Angeline, "Sakit, Ma. Ampun, Ma..."
Hingga akhirnya, Angeline menutup mata selamanya.

Samidah, Ibu yang Memiliki Ikatan Batin yang Kuat


Tidak tahan menunggu 18 tahun untuk melihat anaknya sendiri (Angeline), ia memutuskan kembali pulang ke Bali meninggalkan profesinya sebagai pembantu rumah tangga.

Sesampainya di rumah.

Suaminya sudah menikahi wanita lain. Samidah sangat sedih. Tidak berlarut-larut dalam kesedihan, ia kembali menguatkan hatinya untuk menemui Angeline dan selalu bermimpi tentang anaknya. Sesaat sebelum Angeline meninggal dunia, ia merenung di pantai dan tak sengaaja melepaskan kaus kaki bayi milik Angeline. 
Mungkin itu petanda, sudah terjadi kejadian buruk.


Pesan Moral yang Diperoleh


Jika bijak melhatnya maka mampulah ia menarik pesan moral dalam Film 'Untuk Angeline' ini. Jangan sia-siakan anugerah yang diberikan Tuhan pada kita, misalnya seorang anak. Menjadi sosok orang tuapun, harus benar-benar mengasuh anaknya dengan penuh cinta bukan sebagai beban yang dipikul dengan paksa. Anak juga punya hak diasuh dengan baik dan diberi pendidikan.

"Indonesia sewajibnya peka akan hukum perlindungan anak dan tidak lagi membiarkan terjadinya penjualan anak secara ilegal" 


Dokumentasi Keseruan Nobar Kopi Medan Film Untuk Angeline



Sebelum Nobar Film, Sahabat Kopi Medan eksis Foto Bareng



Bersama Sahabat Kopi Medan setelah menyaksikan Film Untuk Angeline




 






Kak Kawakieb, teman baru selfi bareng



#AyoJadiSahabatAnak bersama Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI)
#KOPIIsCinta dan dukung terus film Indonesia #UntukAngeline

Follow twitter : @KOPIKABARINDO
Instagram       : @KoalisiKopi
Fans Page Facebook : @KOPI Is Cinta @UntukAngeline


Kamis, 16 Juni 2016

Menulislah dengan Hati dan Nikmati Prosesnya


Saya mencintai dunia kepenulisan berkat jasa Mamak.  Mengapa demikian?

Beliau berujar, 

“Dengan membaca dan disusul  menulis, kamu bisa mengenal dunia serta segala isinya.” 




Sejak itu, saya mulai menulis dengan sesuka hati hampir  tidak memedulikan EYD, karena saat itu saya belum mengenal kiat tersebut.  Sehabis pulang dari bangku sekolah, saya asyik membaca majalah sastra seperti majalah Horison yang terjejer di perpustakan mini milik Bapak. Sejatinya, saya tidak mengerti maksud dari tulisan tersebut. Hanya saja, saya gemar membaca genre tulisan berupa sastra khususnya puisi.

Namun dikarenakan  media dan teknologi yang tidak memadai, mempersulit saya untuk menambah wawasan perihal menulis. Hingga akhirnya saya menemukan tentor menulis di bangku SMA dan segala kemudahan muncul ketika bertemu dengan penyair nasional dan lokal di Taman Budaya Sumatera Utara. Ya, banyak ilmu yang saya ‘curi’ dari mereka. Di masa itu, tulisan saya sudah mulai tersebar di media online dan sudah mulai menulis blog. 

Organisasi dan Komunitas yang Pernah diikuti 

 

Beranjak menuju perkuliahan, saya tergabung dalam beberapa organisasi ekstra dan intra kampus, yaitu Pers Mahasiswa Kreatif Unimed, HMJ Basastrasia, Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia (IMABSII), dan Komunitas Pecinta Sastra Indonesia (KOMPENSASI). Menjadi wartawan kampus, tentu memiliki banyak kesibukan dan kejutan manis di akhirnya. Misalnya, setelah menyelesaikan liputan pada acara tertentu di kampus, dengan segera saya harus menulis berita yang nantinya dimuat di kreatifonline.com dan majalah Kreatif. 

Salah satu narasumber saat itu yaitu, Marzuki Ali selaku Ketua DPR-RI. Suatu kebanggaan tersendiri, meski hanya bermodal tanda pengenal dan almamater. Organisasi dan Komunitas lain yang saya ikuti juga banyak berperan membentuk karakter yang positif serta memiliki manfaat dengan porsinya masing-masing.




Lalu, bagaimana Anda bangkit? 

 
Selama kurang lebih lima tahun terhitung sejak 2012 memiliki akun blog, saya sempat vakum dan akhirnya mulai menetas kembali karena bergabung dengan KOPI dan menjadi anggota baru yang masih ‘bau kencur’. Koalisi Online Pesona Indonesia (KOPI) obat ampuh yang menyadarkan betapa lalainya saya tidak memanfaatkan blog yang seharusnya sudah  terisi dengan berbagai pengetahuan sehingga nantinya dapat dibaca dari seluruh kalangan usia, ras, agama dan negara.  Namun tidak ada kata terlambat, bukan? 




Apa itu KOPI?

 

KOPI, seperti namanya wadah ini juga memiliki keunikan dan sejarah. KOPI hangat dengan  salam 3Snya yaitu senyum, sapa, dan sinergi. Berdiri sejak 26 November 2015, digagas oleh Ir. Fachrul Muchsen, Aida M.A., Ketua ASITA, H. Asnawi Bahar, SE. M. Si., Dr. H.M. Iqbal Alamsjah, M.A., selaku kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik, Kementerian Pariwisata, serta Presiden Director/CEO El Jhon Indonesia, Jhonie Sugiarto. Adapun hasil deklarasi disahkannya KOPI memiliki beberapa poin penting, antara lain:

Kami, Jurnalis dan Blogger di bawah naungan AJOIN (Aliansi Jurnalis Online Indonesia) dan KABARINDO UTAMA tanpa syarat dan ikatan apapun berkoalisi untuk:
1. Peduli Merah Putih dengan turut serta berperan aktif menginformasikan dunia pariwisata, perfilman, budaya, musik, fashion, dan kuliner Indonesia yang berbasis good news.
2. Mengedepankan informasi positif Pesona Indonesia untuk dunia.
3. Berupaya jadi saksi pertama kreatifitas anak negeri dan akan mengapresiasinya dalam bentuk tulisan persembahan untuk bangsa dan dunia.




Hadirnya KOPI membuat saya semakin tergugah untuk menulis di blog, dan bonus lainnya yaitu saya dapat mengikuti berbagai kegiatan seperti nonton bareng, hingga meet and greet dengan para pemain film yang dilakukan secara bersama dengan anggota KOPI Medan yang lain.




Pesan Cinta 


"Bagi seluruh penulis yang bermukim di semesta, menulislah dengan hati tanpa ada beban sama sekali, serta nikmati setiap proses yang dilalui. Tak lupa, cintai kegemaran dan bagi lewat tulisan bersama KOPI. Jangan lupa salam 3Snya ya!"  


Rabu, 24 Februari 2016

Reviem Film Dilarang Masuk!


Review Film Dilarang Masuk; Ngagetin!
Oleh: Tri Utami Raudani


Sebuah film horor bernuansa komedi yang diproduksi oleh Digital Film Media dan disutradarai Nayato Fio Nuala, berhasil membuat seluruh penonton kaget sekaligus melepas tawa bersamaan saat menyaksikan film tersebut. Diperankan dengan sangat serius dan penuh ekspresif, para pemain lihai memainkan karakternya masing-masing. Menceritakan kehidupan anak SMA, menarik perhatian remaja untuk turut serta menyaksikan film Dilarang Masuk, tentu sang produser Shanker RS benar-benar memanfaatkan peluang ini.
            Dilarang Masuk! Pertama kali mendengar dua kata ini, setidaknya kita sudah menerka bagaimana jalan cerita dari film tersebut. Bisa jadi, suatu larangan yang membuat sekitarnya patuh untuk tidak melanggar peraturan atau kawasan mengerikan yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun. Ternyata tidak meleset dari dugaan, memang begitu gambaran sekilas film Dilarang Masuk. Bukan hanya itu, ternyata film ini juga mengajak penonton memecahkan teka-teki hilangnya seorang siswi SMA yang bernama Lisa. Murid baru yang cenderung pendiam.
            Tuhan memang menciptakan kita dengan sekumpulan rahasia dan jalan kehidupan yang berbeda-beda. Ada yang hidupnya biasa saja namun menganggap dirinya luar biasa atau pun sebaliknya. Kita jua tempat kesalahan bermula, dan masing-masing dari kita pasti memiliki rahasia yang tak ingin orang lain mengetahuinya. Dilarang Masuk hadir dengan kehidupan remaja yang memiliki kedekatan emosional yang cukup erat dan tak diduga di balik misteri hilangnya Lisa ada kisah percintaan masa lalu ayahnya dengan salah seorang guru di sekolah tersebut. Sekolah yang sengaja tidak disebutkan namanya. Guru yang bernama Rumi memilih bunuh diri lantai dua dikarenakan frustasi dengan kemahilan mendadaknya. Ia putus asa dengan kisah percintaannya dan menulis cerita tersebut di buku diary yang disimpannya pada lemari kelas lantai dua. Keputusan tersebut Ia lakukan karena ayah Lisa tidak ingin bertanggung jawab atas kehamilannya.
            Seluruh siswa geger dengan hilangnya Lisa. Terutama Adit yang tak sengaja merekam keberadaan temannya terakhir kali di lantai dua. Ia mengajak ke lima temannya ikut dalam misi pencarian dan memutuskan untuk naik ke kelas tersebut. Adit dan para temannya selalu melakukan komunikasi via Skype, memudahkan mereka untuk berdiskusi perihal hilangnya Lisa. Saat suasana mengerikan disuguhkan, Jordi Onsu salah satu pemain film mampu mendinginkan suasana dengan lelucon nakal dan cara bicaranya melalui bahasa Thailand yang jujur saja membuat penonton larut dalam tawa. Salah satu adegan Jordi yang paling dahsyat yaitu pembacaan mantra untuk membuka pintu kelas yang sudah dikunci arwah penasaran Ibu Rumi.  Kemudian, adegan keikutsertaan teman Jordi membacakan mantra untuk melewati arwah penasaran siswa di sekolah yang dahulunya meninggal secara tiba-tiba di dalam kelas. Sejak kematian itu, sekolah tersebut membuat peraturan untuk menjauhi kelas di lantai dua dan menempelkan tulisan “Dilarang Masuk!”
            Lantas hal tersebut tidak menyurutkan semangat Adit dan lima temannya. Tidak puas dengan misi pencarian pertama yang gagal, mereka melakukan untuk ke dua kalinya. Pencarian pertama, mereka hanya menemui Jono, satpam sekolah yang kocak dan Ibu Rumi yang mereka kira kedua orang tersebut benar adanya sedang berjaga di atas saat malam hari. Setelah pencarian itu, keesokan harinya mereka mengalami banyak keganjilan dan merasa diikuti tapi entah oleh siapa. Hadirnya jari terputus yang ditemui di kotak pensil, sosok misterius yang berada di balik pintu kamar dan penampakan-penampakan menyeramkan saat terbangun dari tidur. Hal tersebut,  membuat kegelisahan mendalam pada diri mereka. Pencarian kedua, puncak kekagetan dan terbongkarnya misteri hilangnya Lisa. Setelah mengetahui kisah tersebut dalam buku diary Ibu Rumi di lemari kelas, membuat mereka mengerti awal mula kematian guru tersebut dan Lisa secara tiba-tiba terjatuh dari asbes kelas dalam kondisi sudah tak bernyawa.
            Sahabat yang baik, adalah orang yang bersedia hadir dalam kondisi terpuruk sekalipun. Ia adalah orang-orang pilihan yang tak pernah mundur dengan rasa takut demi membahagiakan sahabatnya yang lain. Adit dan kelima temannya wajib menjadi panutan karena selalu ada, saat bahagia atau sedang terluka.